Jumat, 27 Januari 2012

JANGAN "NGAMBEK" BERKEPANJANGAN TERHADAP ORANG KAU YANG KASIHI. (Part III)

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku
masih berpikir dia sedang bersandiwara....Sebuah surat yg sangat panjang
ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami."Anakku, demi dirimu
aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku
tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan
kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi
ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah
mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup
yg akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.
"""Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup
selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia
sungguh menderita, dia adalah orang yg paling mencintaimu dan adalah
orang yg paling ayah cintai"".

Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK, SD, SMP, SMA
sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga
menulis sebuah surat untukku.""Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg
paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku
tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan
bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis
sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih
atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya
kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah
tertulis semua tahun pemberian padanya""."

Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong
anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata: "Sayang,
bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan
kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".Dengan susah payah dia
membuka matanya, tersenyum..............anak itu tetap dalam dekapannya,
dengan tangannya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah.
Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di
tangan sambil berurai air mata....................

JANGAN "NGAMBEK" BERKEPANJANGAN TERHADAP ORANG KAU YANG KASIHI. (Part II)

Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi,
memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian, aku menangis dengan
sedihnya. Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci, aku
menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang
mengambil uang dan buku tabungannya. Aku nenatapnya dengan dingin tanpa
berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu.
Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yg
sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta
dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.

Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan
masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi
mencarinya di kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg
melihatku dengan wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami
kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit. Mulutku terbuka
lebar.Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah
meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang
jasad nenek yg terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam
hati:"Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?"
Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa
denganku,
jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.

JANGAN "NGAMBEK" BERKEPANJANGAN TERHADAP ORANG KAU YANG KASIHI. (Part I)

Ini adalah cerita sebenarnya ( diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh
Lian Shu Xiang )

Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.

Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka,tetapi
segalanya sudah terlambat. Membawa nenek utk tinggal bersama
menghabiskan masa tuanya bersama kami, malah telah menghianati ikrar
cinta yg telah kami buat selama ini,setelah 2 tahun menikah, saya dan
suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal bersama .

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya
harapan nenek, nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga
tamat kuliah.
Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar
yg menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga
dan sebagainya. Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar
matahari,tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat
saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata
:"Mari,kita jemput nenek di kampung".

Tips Jika Ribut Dengan Pasangan (ribut dikit, ngambeknya sebulan)

"kamu kemana? Sms nggak pernah, Telpon nggak pernah !!!"
"Kamu siapaaaaa??????"


hahahha. :D






Liputan6.com, Washington: Menjalani kehidupan biduk rumah tangga tak selamanya mulus dan sesuai harapan. Banyak rintangan dan cobaan yang tak jarang berujung pada beban kecemasan atau stres. Menurut Catherine Cohan, peneliti psikolog di Penn State University, Amerika Serikat, stres dapar membuat hubungan Anda berdua kurang toleran yang membuatnya sulit memecahkan masalah.

Laman womansday.com, Senin (23/1), menyajikan cara menangkal stres yang kerap muncul dalam rumah tangga. Bagaimanakah itu, berikut uraiannya:

1. Berempati

Anda mungkin merasa begitu stres setiap kali mendengar masalah dari pasangan. Namun dengan memahami perasaan pasangan Anda melalui percakapan dapat membuat diskusi jadi sehat tanpa harus bertempur. "Menolong pasangan dengan merasakan apa yang tidak dia pahami, akan mengurangi kesempatan untuk beradu argumen. Dan biarkan dia mengetahui apa yang ada dalam pikiran Anda," ujar Leslie Campis, PhD, psikolog klinik.

2. Tunjukkan padanya bahwa Anda benar-benar mendengarkan

Singkirkan smartphone dan remote TV. Fokus pada dia, ulang kembali apa yang telah dikatakan dan bila memungkinkan, perjelas pada hal-hal yang perlu. Melakukan hal ini akan menguatkan perasaan dan membantu Anda merasa lebih dekat.

3. Menggunakan bahasa kebersamaan

Gunakan kata kita bukan saya atau kamu. Cheryl Gore-Felton, PhD, profesor psikologi klinis di Stanford School of Medicine mengatakan, bila Anda mengatakan "kamu tak pernah membantu dan aku muak," itu akan membuat situasi semakin berantakan. Namun coba bandingkan dengan ucapan "mari kita cari cara bersama untuk saling membantu menyelesaikan masalah kita". Itu akan meredam suasana yang tak diinginkan.

4. Tetap berhubungan

Jika Anda stres, hal terakhir yang mungkin ingin dilakukan ialah memegang tangan atau memeluknya. "Menghubungkan kembali sentuhan kulit ke kulit bisa membantu meredakan stres," kata Dr Gore-Felton. Bahkan jika pasangan Anda tengah sensitif dan mudah tersinggung, cobalah pegang tangannya dengan sentuhan lembut Anda. Dan, jika Anda tidak dekat, kirimlah SMS atau email untuk memberitahukan bila Anda tengah memikirnnya

5. Jangan Malu / Gengsi Untuk Meminta Maaf

Ini berdasarkan pengalaman sendiri sih hehe. Sebuah permintaan maaf bisa mengademkan sebuah hubungan yang panas. Kita tidak perlu malu / gengsi untuk sekedar bilang maaf meski kita tahu kita tidak salah apa-apa. Bila sebuah hubungan yang panas / lagi ribut dan tidak ada yang mengalah satu sama lain, keributan itu tidak akan pernah adem. Berat buat bilang maaf tapi efeknya sangat besar.
... Have Fun With My Stories ... ... Have Fun With My Stories ... ... Have Fun With My Stories ... ... Have Fun With My Stories ...

Like